5 Hama Tanaman Sawit yang perlu di Waspadai

Sumber gambar :landaknews.com
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa sawit. Komoditi yang sudah menjadi keutamaan negara ini, apalagi hingga melakukan ekspor impor pasti perlu melakukan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas dan kuantitas.
Ternyata untuk menjaga dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas, sebenarnya tidak jauh dari kontrol terhadap hama atau pun penyakit pada tanaman yang satu ini. Terutama hama, dalam memproduksi kelapa sawit, menangani hama menjadi hal penting karena dampak yang dihasilkan hama terhadap tanaman kelapa sawit tidak hanya merusak bagian tertentu saja, namun hampir keseluruhan bagian dari akar hingga daun pun dapat dirusak dalam artian membuat pertumbuhan kelapa sawit menjadi kurang maksimal. Lalu, hama apa saja yang biasa ditemukan pada tanaman kelapa sawit?

1. Hama Ulat Api (Setora nitens)

Di Kelapa Sawit Ulat api termasuk ke dalam family Limacodisae, ordo Lepidoptera. Ulat ini dicirikan dengan adanya satu garis membujur ditengah punggung yang berwarna keunguan. Untuk S. nitens selama perkembangannya, ulat Api berganti kulit 7-8 kali dan mampu menghabiskan helaian daun seluas 400 cm2 (Susanto dkk., 2006).
Ulat betina bertelur dan dapat menghasilkan sebanyak 300 – 400 butir dengan ciri-ciri telur yaitu berwarna kuning muda dan berbentuk pipih. Proses dari dihasilkannya telur hingga telur menetas memakan waktu antara 4 hingga 7 hari. Jika sudah menetas, larva ulat api berwarna hijau kekuningan dan terdapat bagian yang berbulu kasar di bagian kepala dan ekornya. Sahari (2012) menyebutkan bahwa ulat api (Limacodidae), terutama Setora nitens Walker (Lepidoptera: Limacodidae) merupakan hama yang perlu diwaspadai untuk tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun.
Cara menangani serangan ulat api yaitu dengan mengambil secara manual pupa maupun ulat sebagai upaya pemusnahan. Namun, bisa juga dengan menggunakan larva Trichogramma sp., predator Eocanthecona sp., penggunaan virus Granulosis baculoviruses, dan jamur Bacillus thuringiensis.

2. Tungau Merah atau Oligonychus

Tungau merah memiliki ukuran yang kecil yaitu 0,5 mm. Bagian yang diserang pada tanaman kelapa sawit adalah bagian daun, terutama tulang daun dengan cara menghisap cairan di dalamnya, sehingga tak hanya cairan saja namun segala kandungan di dalamnya termasuk klorofil ikut terhisap dan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna coklat. Tungau merah perlu diwaspadai apalagi saat musim kemarau karena pertumbuhannya yang cukup pesat pada musim tersebut.
Bagian yang diserang adalah daun. Stadia yang merugikan pada fase dewasa. Serangga dewasa berwarna merah dan berukuran 0,3 mm sampai 0,4 mm. Memiliki 4 pasang kaki, sedangkan larva hanya memiliki 3 pasang. Serangga ini menghisap makanan dari pohon, biasanya daerah yang diserang kehilangan warna dan terlihat berbercak-bercak.
Pada penyerangan yang parah seluruh pohon akan kehilangan warna dan pohon pada pembibitan depat terganggu pertumbuhanya. Pada umumnya serangan dimulai pada musim kemarau yang parah. Populasi sangat rendah ketika musim penghujan. Penyemprotan dengan sulfur telah memberikan basil baik, dengan dosis 20 g/l pada pembibitan + 0.8ml sticker. Dapat juga digunakan amitraz (2 ml/l air) atau propargite (2 ml/l air).

3. Kumbang Tanduk atau Orycte rhinoceros

Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros Linn.) berwarna cokelat gelap sampai hitam mengkilap, panjang 35-50 mm dan lebar 20-30 mm dengan satu tanduk yang menonjol pada bagian kepala (Bedford 1980). Kumbang jantan memiliki tanduk yang lebih panjang daripada kumbang betina. Kumbang betina dapat dibedakan lebih akurat dengan rambut pada ujung ruas abdomen terakhir (Susanto 2012).
Kumbang ini sebenarnya tidak terlalu membahayakan bagi kelapa sawit yang umurnya terhitung cukup tua. Namun, akan sangat membahayakan jika kumbang ini menyentuh titik tumbuh pada tanaman kelapa sawit yang masih muda. Ternyata akibat yang ditimbulkan adalah dapat menimbulkan penyakit pada tanaman, menyebabkan tanaman busuk, hingga akhirnya tanaman tidak dapat tumbuh atau mati.
Keberadaan kumbang dapat dihindari dengan menjaga kebersihan are sekitar tempat ditanaminya kelapa sawit. Kemudian dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes juga bisa menjadi upaya terhindarnya keberadaan kumbang tanduk di area perkebunan kelapa sawit.

4. Penggerek tandan buah

Penggerek tandan buah atau nama latinnya yaitu Tirathaba mundella. Seperti namanya, hama ini menaruh telur pada bagian tandan buah. Jika telur telah menetas dan mengalami proses perkembangan hingga menjadi ulat, maka seringkali akan menyerang tanaman kelapa sawit yang masih berumur 3 – 4 tahun.
Namun terkadang sering kali penggerek tandan buah menyerang pohon kelapa sawit tua. Mekanisme serangan Telur-telur Tirathaba diletakkan pada tandan buah terutama pada buah-buah yang telah masak atau busuk. Setelah menetas, ulat atau larva melubangi buah-buah muda atau memakan permukaan buah yang matang.
Upaya pengendalian secara prefentif dapat dilakukan dengan segera memotong tandan buah yang terserang hama, sehingga menekan populasi hama dan tidak memicu timbulnya penyakit busuk buah. Ulat Tirathaba dapat dikendalikan dengan Dipterex atau Thiodan. Caranya : 0,55 kg Dipterex atau Thiodan dilarutkan dalam air sebanyak 370 liter (dosis per hektar) dan diaduk sampai merata, selanjutnya disemprotkan pada kelapa sawit yang terserang ulat Tirathaba tersebut.

5. Belalang (Valanga nigricornis. )

Bagian yang diserang adalah daun. Stadia yang merugikan adalah fase dewasa. Nimfa Jenis betina lebih besar daripada jenis jantan 55-85 mm. Ada banyak keluarga sejenis hama ini yang beraneka warnanya, dari hijau kekuningan sampai abu-abu kecoklatan.  Serangan hama ini sangat khas, yaitu hama memotong putus daun dalam potongan yang besar, kadang-kadang ditemukan potongan pada pertengahan anak daun. Belalang dengan mudah dapat dilihat memakan daun pada pembibitan.
5 Hama Tanaman Sawit yang perlu di Waspadai 5 Hama Tanaman Sawit yang perlu di Waspadai Reviewed by Rb rudi on 12/10/2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.