Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Islam

Hubungan Agama dan IPTEK

Perkembangan iptek merupakan sebuah hasil dari langkah-langkah pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah dan aturan ibadah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan dan pakaian) dan hubungan manusia dengan sesama manusia (dengan aturan mu’amalah dan uqubat/sistem pidana.
Terdapat 3 ideologi yang mendasari paradigma hubungan keduanya, diantaranya :
1. Paradigma sekuler(Paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu dengan yang lain).
Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervasi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat dari sesuatu) dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). 

2. Paradigma Sosialis(paradigma ini didasarkan pada ide dasar materialisme) 
Paradigma ini berasal dari sosialisme yang sama sekali menganggap bahwa agama itu tidak ada. Agama dipandang secara atheis dari kehidupan. 

3. Paradigma Islam(Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan) 
Paradigme yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan .Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu.

Kedudukan IPTEK dalam Al-Qur’an

Iptek ternyata didalam Al-Qur’an, itu karena Al-Qur’an tidak ketinggalan zaman tidak pula mengikuti zaman, tetapi Al-Qur’an memelihara zaman. Berita tentang sains didalam Al-Qur’an maupun hadits ada secara implisit yaitu penjelasannya secara tersirat dalam berbagai penjelasan tentang aqidah dan keimanan.

contoh yang bisa kita ambil dari kedudukan iptek dalam Al-Quran yakni tentang ditemukannya teori relativitas oleh albert einstein yang dianggap juga sebagai orang terjenius didunia. namun teori relativitas telah tersirat didalam QS.An-nur : 35 pada puluhan abad sebelum kelahiran albert einstein

Kedudukan, Peran serta Tanggung Jawab Iintelektual Muslim

image by https://www.freepik.com/
Islam menempatkan para intelektual muslim dalam kedudukan yang sangat mulia hingga bisa dikatakan bisa bersama nabi disurga. Selama mereka melandasi keilmuan dengan keimanan dan mempergunakan/mengamalkan ilmunya dalam rangka menghidupkan (syariah) Islam.

Intektual muslim di Indonesia memiliki peran atau tugas sebagai berikut :
1.Meninggalkan kapitalisme-sekularisme dan terus menerus melakukan upaya dekonstruksi terhadap ideologi Kapitalisme-Sekularisme ditengah-tengah masyarakat, karena Kapitalisme terbukti telah gagal membawa Indonesia mandiri, kuat dan terdepan.

2.Bergabung dalam arus perjuangan yang benar, yang berlandaskan metode dakwah Rasulullah SAW untuk mengkonstruksi tatanan kehidupan berdasar ideologi Islam demi tegaknya Islam. Hal ini bisa dilakukan dengan :
a.Terus mendalami ideologi islam dengan bergabung dalam pembinaan islam ideologis yang akan merubah perilaku dan meningkatkan kualitas sebagai seorang intelektual muslim.

b.Mempersiapkan diri menjadi pakar islam yang sipa melahirkan produk-produk “teridielogisasi” untuk kebangkitan dan kemuliaan umat.

Al-Qur’an, Sains Pengetahuan dan Karakteristik Sains Islam

Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah tercover di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.

Sains dan Ilmu Pengetahuan

Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-Qur’an.Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “sains mengenai waktu-waktu tertentu”.

Karakteristik Sains Islam

sains Islam bukanlah suatu yang terlepas secara bebas dari norma dan etika keagamaan, tapi ia tetap dalam kendali agama, ia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Islam . Karena antara agama dan sains dalam Islam tidak ada pemisahan, bahkan sains Islam bertujuan untuk menghantarkan seseorang kepada pemahaman yang lebih mendalam terhadap rahasi-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, baik ayat qauliah maupun ayat kauniah melalui pendayagunaan potensi nalar dan akal secara maksimal.

Berbeda halnya dengan sains dan ilmu pengetahuan dalam agama Kristen, dalam agama Kristen sains dan ilmu pengetahuan tidak ada ikatan dengan agama, karena antara Gereja dan ilmuan ada pertentangna yang sangat tajam sebagaimana kita dapati dalam fakta sejarah dihuukm matinya seorang ilmuan Galileo Galilei (1564-1050M) hanya disebabkan pendapatnya berbeda dengan Gereja pada ketika itu.

Karekteristik dari sains Islam adalah keterpaduan antara potensi nalar, akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan Muslim batul-betul Islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta, artinya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat manusia sesuai dengan misi Islam rahmatan lil’alamin.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Islam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Agama Islam Reviewed by Syafriansyah Muhammad on 7/13/2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.